latihan heading

judul 1

judul 2

judul 3

judul 4

judul 5
judul 6
judul 7

Selasa, 04 Juni 2013

SEKEDAR UNTUK CITA-CITA


Jalan-jalan sore ke toko buku dengan banyak pikiran yang menyelinap dari prototipe project sampe judul thesis :) . Sore ini mengunjungi dua toko buku, sekedar melihat-lihat saja. Terantuk pada tumpukan buku komputer, filsafat, sosiologi dan juga politik. Akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan baru yaitu tentang cita-cita. Iya cita-cita kita dalam hidup maupun karir. Karena pertanyaan inilah yang sering ditanyakan oleh orang-orang disekitar kita sejak kecil. Sebelum kita mengenal sekolah dan lebih-lebih setelah kita memasuki dunia sekolahan.
Mungkin klise dan juga naif untuk ditanyakan kembali pada mereka yang sudah berumur, ya sebut aja begitu. Misal pertanyaan ini sekarang kita tanyakan pada mereka yang sedang mengambil kuliah S2 ataupun mereka yang sudah bekerja. Apakah cita-cita itu berhenti dalam taraf tertentu?? Mungkin waktu masih TK kita ada yang bercita-cita jadi dokter, polisi, tentara, insinyur, (dan tampaknya belum ada yang bercita-cita jadi anggota dewan). Pertanyaan dari guru atau orang-orang di sekitar kita ini kita jawab dengan semangat dan begitu yakin. Dan merekapun bangga dengan ungkapan cita-cita kita ini. Setelah memasuki bangku sekolah berikutnya kitapun masih ditanya dengan pertanyaan yang sama, “apa cita-citamu kelak?”. Dan lagi-lagi kita masih menjawab dengan bersemangat dan sangat yakin dengan cita-cita kita itu. Memasuki SMP, menjawab pertanyaan yang sama, kita mulai gamang dan menyebut saja “berguna bagi nusa bangsa dan agama”. Klise dan tak lagi bersemangat, masa depan menjadi tidak jelas dan kita hanya menikmati masa-masa itu seadanya tidak lebih.
Memasuki SMA, kita mulai tidak jelas lagi dengan masa depan walaupun sebagian sudah memilih jalur kejuruan. Menjadi sesuatu seperti yang kita ungkapkan waktu kecil seolah menjadi paksaan dan bukan dari diri kita sendiri. Hingga kita mendapati kita di penghujung tahun kelulusan dan kembali muncul pertanyaan-pertanyaan itu, dari BP/BK ataupun orangtua kita. “Mau jadi apa?”, “mau kuliah ambil jurusan apa?”, “mau kerja dimana?”, Dan kita mulai agak mantap memilih walaupun tidak yakin betul dengan pilihan-pilihan itu. Dan kuliah hingga semester akhirpun kita masih dalam kegamangan tentang cita-cita, walaupun kita sudah berusaha memenuhi yang kita inginkan waktu lulus SMA.
Demikianlah, kegamangan dan kebingungan akan cita-cita menjadikan kita tidak konsen dengan bidang yang kita tekuni. Karena di negeri ini tidak ada kepastian, seorang sarjana bisa bekerja sesuai bidangnya. Dan dunia kerja memaksa kita mengikuti pola-pola itu, atau kita memilih menjadi wiraswasta atau menjadi pengangguran. Paksaan ini sangat efektif di dunia serba materi ini, pilihan-pilihan ini kadang mengaburkan lagi cita-cita yang pernah kita ungkap sejak TK, SD, SMP, SMA, Kuliah (dan mungkin juga cita-citanya berbeda tiap tingkatan :) ). Mungkin itu dulu, sambil kita berbenah lagi dan merenungi segala cita-cita masa kecil kita untuk menghadapi pilihan-pilihan selanjutnya. Kerjakan thesis dan tentukan cita-cita lagi :)

0 komentar: